Apresiasi bagi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh Sediakan Fasilitas Khusus Bagi Penyandang Disabilitas

14-07-2024 / KOMISI X
Anggota Komisi X DPR RI Desy Ratnasari bersama tim saat meninjau perpustakaan disela-sela Kunjungan Kerja Reses Komisi X ke Banda Aceh, Provinsi Aceh, Jumat, (12/07/2024). Foto: Runi/vel

PARLEMENTARIA, Banda Aceh - Kebutuhan informasi akan terus meningkat bagi setiap individu menjadi hal yang sangat penting saat ini. Hal tersebut dapat dibutuhkan oleh siapa saja, tidak terkecuali penyandang disabilitas. Perlu disadari, keterbatasan mereka tidaklah menjadi suatu alasan mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Karena itu perlu dukungan dari pustakawan agar dapat membantu mengakses kebutuhan informasi sangat diperlukan.

 

Menyoroti hal itu, Anggota Komisi X DPR RI Desy Ratnasari mengapresiasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Aceh, yang sudah memberikan layanan prima bagi penyandang disabilitas. Beberapa di antaranya penyediaan ruang khusus bagi penyandang disabilitas dan bacaan yang dialihkan dengan buku-buku braille. Fasilitas ini, menurutnya, disediakan guna mengakomodir mereka agar dapat memanfaatkan layanan perpustakaan yang maksimal.

 

"Saya sangat mengapresiasi alhamdulillah dinas perpustakaan dan kearsipan di Aceh telah memberikan fasilitas bagi (penyandang) disabilitas, terutama bagaimana memberikan sarana dan prasarana yang baik khususnya menyediakan buku-buku yang dialihkan ke braille bagi saudara-saudara kita yang tunanetra. Diharapkan ketersedian buku bisa lebih banyak lagi, ini menjadi suatu hal yang sangat penting dalam mencari informasi,” ujar Desy kepada Parlementaria usai melakukan Kunjungan Kerja Reses Komisi X ke Banda Aceh, Provinsi Aceh, Jumat, (12/07/2024).

 

Lebih lanjut, Politisi Fraksi PAN ini menjelaskan ketersedian buku-buku braille belum cukup banyak. Untuk itu, perlu ada dukungan anggaran yang tidak hanya berasal pemerintah pusat saja, namun pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Sehingga, perlu adanya sinergi dan kolaborasi untuk menyediakan buku-buku yang bisa diakses oleh penyandang disabilitas khususnya bagi mereka yang tunanetra. 

 

Di sisi lain, Desy juga berharap para pustakawan perlu juga meningkatkan kemampuan serta keahlian agar bisa berkomunikasi dengan tuna rungu dalam bahasa isyarat. Hal itu guna membantu para penyandang disabilitas agar dapat mengakses, membaca, dan memahami isi buku bacaan yang mungkin mereka belum pahami.

 

"Perpustakaan berperan penting dalam melayani pemustaka untuk berkunjung ke perpustakaan. Para pustakawan perlu meningkatkan keterampilan dan keahlian agar mampu memberikan pelayanan secara maksimal dan memberikan informasi yang tepat dapat melayani pemustaka disabilitas dengan baik,” tutupnya. (rni/rdn)

BERITA TERKAIT
Pidato Presiden Tempatkan Pendidikan, Kesehatan, dan Keadilan Sosial Fondasi Utama Indonesia Emas 2045
15-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia,...
Pendidikan Tulang Punggung Utama Menuju Indonesia Emas 2045
15-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, mengingatkan bahwa pendidikan adalah tulang punggung utama dalam...
80 Tahun Indonesia Merdeka, Kesetaraan Akses dan Kualitas Pendidikan Masih Jadi Persoalan
14-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, mendesak pemerintah untuk melakukan reformasi pendidikan secara menyeluruh...
Komisi X Dorong Literasi Digital Masuk Kurikulum sebagai Pendidikan Karakter Anak
11-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wacana pelarangan gim Roblox bagi anak-anak oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti kembali membuka...